PDM Kabupaten Kebumen - Persyarikatan Muhammadiyah

Jika kita ingin meniru Sahabat Rasul, maka sedikitkan berbicara soal Hadits Nabawi, karena para Sahabat Rasul sedikit berbicara soal hadits namun banyak mengamalkannya. Mereka takut menyalahi hadits-hadits yang belum tentu mereka paham makna, tujuan, dan aplikasinya, makanya para sahabat yang banyak meriwayatkan Hadits Nabawi itu tidak banyak. Tercatat hanya ada 7 orang Sahabat yang meriwayatkan hadits lebih dari 1000 hadits.

Ini bukan karena para Sahabat Rasul lemah hafalannya, karena orang Arab terkenal dengan hafalannya yang sangat kuat. Namun ini karena mereka takut membicarakan hadits namun dirinya belum mengamalkannya, atau salah menempatkan sebuah hadits dalam sebuah perkara yang belum tepat penerapannya, atau juga salah memaknai sebuah hadits, dan ancaman dari penyalahgunaan hadits itu adalah neraka. Berbeda dengan zaman sekarang orang beramai-ramai bicara soal hadits. Dan bahkan menggunakan hadits sebagai dalil serampangan untuk memberi.

Siapa yang tidak mengenal Abu Bakar Ash Shadiq? Sahabat terdekat dengan Rasulullah, sahabat yang menemani Rasulullah hijrah dari Mekkah ke Madinah, Sahabat yang ada di setiap peperangan bersama Rasul, Sahabat yang paling setia dan tunduk kepada Rasul, Sahabat yang paling meneladani Rasul dan tidak pernah membantah, dan merupakan bagian dari orang-orang pertama yang memeluk Islam. Ibnu Hazm berkomentar sebagaimana yang dinukil dalam buku berjudul "Asma' Al-Shahabat Al-Raawaat wa likulli minhum min Al-Hadits" halaman 35, bahwa Abu Bakar Ash-Shidiq hanya meriwayatkan 142 hadits saja.

Ini sangat bertolakbelakang dengan masa hidupnya yang dihabiskan bersama Rasul menyebarkan dan mengajarkan Islam pada waktu itu. Dan Umar bin Khatab memberi wasiat; "Fa aqilluu Al-Riwayataa 'an Rasulillah Shalallahu 'Alaihi wa sallama wa ana syarikukum." (Sedikitkan meriwayatkan hadits dari Rasulullah SAW. maka saya akan jadi sekutu kalian.) (lihat Muqaddimah Ibnu Majah bab Fii al-Tauqii fii al-Hadits 'an Rasulillah).

Kategori : Uraian